Arang merupakan sisa pembakaran kayu, tanaman, atau tulang binatang. Karena sifatnya yang merupakan sisa, maka arang sebenarnya tidak cocok untuk dijadikan makanan. Kandungan utama arang adalah karbon dan abu. Proses pembuatan arang juga biasanya tidak sempurna sehingga masih meninggalkan banyak bahan aktif, seperti benz(a)pyrene, yang bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan kanker.
Namun menurut Fitriyono Ayustaningwarno, ahli teknologi pangan, Universitas Diponegoro, Semarang, arang dapat digunakan untuk mengatasi keracunan atau masalah perut lainnya. “Tetapi tentu saja arang yang digunakan adalah arang yang sudah dimurnikan sehingga aman untuk dikonsumsi,” ucap Ayusta.
Arang yang sudah dimurnikan adalah arang yang sudah melalui proses pembakaran suhu tinggi antara 600 hingga 900 derajat celcius dengan bantuan argon atau nitrogen. Bisa juga arang yang melalui proses pembakaran dengan oksidasi oksigen pada suhu 600 hingga 1200 derajat celcius. Pembakaran bahan arang dengan suhu tinggi tersebut akan membuat proses pengarangan menjadi sempurna dan tidak meninggalkan kandungan yang berbahaya.
Bila Anda ingin mencoba makanan yang mengandung arang, pastikan kebersihan dan kualitas arang yang digunakan. Jangan sembarangan menggunakan arang. Saat ingin membeli makanan yang mengandung arang di restoran, pastikan restoran tersebut sudah melalui proses pengawasan yang ketat. Pilihlah gerai terpercaya yang memiliki reputasi positif. Jangan sampai keinginan Anda untuk mencoba makanan yang sedang tren malah membahayakan kesehatan Anda.
Konsultasi: Fitriyono Ayustaningwarno, STP, MSi, dari Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.
No comments:
Post a Comment