sumber
http://amp.smh.com.au/national/health/male-researchers-given-8-prestigious-grants-women-get-none-20171206-h000ow.html
pada sebuah artikel yang dialngsir oleh the Sydne Morning Herald, disebutkan oleh Jayce Carrano bahwa peneliti pria mendapatkan 8 buah hibah bergengsi, sedangkan wanita tidak sama sekali. pada penelitian terbaru ditemukan bahwa peneliti wanita adalah "ghost writer"pada aplikasi hibah dan memasukkannya di bawah nama rekan pria, disebutkan bahwa pemberian dana tersebut berlaku tidak adil pada wanita.
Professor Deb Verhoeven, seorang social science researcher di University of Technology, Sydney menyebutkan bahwa praktek tersebut jamak dilakukanm dan hanya bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan pendanaan. Analisis yang dilakukan pada program pendanaan dari National Health and Medical Research Council (NHMRC) ditemukan bahwa 89% dana diberikan pada tim dengan pemimpin pria selama 15 tahun terakhir, dan pada tahun 2017 mencapai 100 %.
Hibah program yang sebesar $100 juta dari $877 juta merupakan gold standard dari pendanaan NHMRC. hal ini menyebabkan tim yang telah melakukan penelitian sebelumnya akan mendapatkan keuntungan, dan tim tersebut didominasi oleh pria.
Bias gender pada pendaan ini telah diketahui dan dicoba untuk memberikan pendaan ekstra untuk wanita. dan hasilnya NHMRC telah membiayai 34 project yang dipimpin wanita, dan meningkatkan total menjadi 186 tim, akan tetapi tetap lebih rendah dibanding 364 yang diberikan kepada pria.
faktor yang lain adalah senioritas, dimana pria lebih mendominasi posisi tersebut. ditambah dengan kondisi dimana wanita lebih sukar untuk melakukan perjalanan ke luar negri dan melakukan kolaborasi.
hal ini jelas tidak menguntungkan. inovasi biasanya terjadi pada tim dengan latar belakang yang bervariasi. skema sinergi yang akan diterapkan mulai tahun 2020 dimana menekankan adanya variasi dalam tim dalam hal gender, bidang studi, dan pengalaman.
bagaimana dengan di Indonesia?
No comments:
Post a Comment